Sebenarnya,
nama orang itu Ibu Tutik. Tetapi Faisal,Akbar dan teman –temannya lebih suka
memanggilnya “BUTO IRENG”. Mungkin karena badanya yang gemuk dan kulitnya yang
hitam. Juga karena dimata anak-anak Ibu Tutik galak dan menakutkan. Padahal
sebenarnya Ibu Tutik ramah dan baik hati. Hanya saja dia agak cerewet, suka memarahi anak-anak yang bermain di sekitar
rumahnya pada siang, dan anak-anak yang suka mengambil buah-buahannya tanpa
seijin Ibu Tutik.
Ibu
Tutik tinggal bersama suaminya yang sedang sakit keras. Anak dan cucunya semua
tinggal di kota. Kadang-kadang saja mereka menjenguk Ibu Tutik di hari-hari
libur sekolah atau di hari lebaran.
Halaman
rumah Ibu Tutik cukup luas dan tidak diberi pagar. Di halaman rumahnya banyak
macam-macam pohon buah seperti mangga,rambutan,kedondong,manggis. Jika musim
berbuah banyak anak-anak yang mencari buah yang jatuh di tanah karena sudah
terlalu masak.
Setiap
melihat anak-anak yang bermain Ibu Tutik akan berteriak-teriak dan mengusir
mereka. Sebenarnya Ibu Tutik bukan melarang, tapi Ibu Tutik cuma ingin mereka
jangan bermain di siang hari, dan kalau mengambil buah-buahan meminta ijin
dahulu “tak mengerti sopan santun. Bermain di siang hari, waktu orang lagi
tidur” gerutu Ibu Tutik.
Siang
itu Faisal dan Akbar sedang bermain sepak bola. Dengan semangatnya Akbar
membody Faisal. Gedebug !. Faisal pun
jatuh. Untung lukanya tidak terlalu parah. Meskipun demikian, kakinya terasa
sakit. Faisal mencoba berdiri, tapi jatuh terduduk lagi. Akbar hanya
kebingungan melihat kejadian itu. “Siapa itu ?!” seru Ibu Tutik mendengar suara
tadi.
Faisal mencoba berdiri
kembali, tapi jatuh terduduk lagi. Akbar ketakutan mendengar sura Ibu Tutik. Ia
langsung lari tebirit-birit. Faisal hanya bisa menangis ketika Ibu Tutik
menghampirinya. Ibu Tutik segera menolong Faisal berdiri, dan memapahnya ke
kursi depan rumah, dan memeriksa kaki Faisal. “Nggak apa-apa, cuma luka kecil
aja!” kata Ibu Tutik.
Ibu Tutik lalu
mengobati luka Faisal, dan memberi segelas air putih. Setelah Faisal tenang,
Ibu Tutik bertanya. Siapa namamu ? Anak siapa kamu ? Dimana rumahmu ? Faisal
menjawab semua pertanyaan Ibu Tutik dengan jujur. Ibu Tutik menasehati Faisal
agar tidak bermain di siang hari. “Ibu akan memperbolehkan kalian bermain
asalkan jangan di siang hari” ujar Ibu Tutik.
Karena Faisal belum
bisa berjalan, Ibu Tutik memanggil tetangganya, untuk meminta tolong mengantar
Faisal pulang. Faisal malu sekali, ternyata Ibu Tutik orangnya baik. Faisal
meminta maaf pada Ibu Tutik agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Sejak itu, Faisal
selalu mengingatkan teman-temanya agar tidak bermain di siang hari. Faisal
bahkan menegur teman-temanya yang suka mengejek Ibu Tutik. “Ibu Tutik itu baik.
Ia bukan BUTO IRENG” kata Faisal.
Meskipun Faisal berkata
seperti itu Akbar tidak percaya. “Masa orang gendut hitam yang suka marah-marah
itu tidak jahat,tapi baik hati!” ujar Akbar.
Siang itu Akbar dan Kiki
pulang sekolah lewat rumah Ibu Tutik. Melihat buah mangga yang yang
bergantungan. Akbar berbisik pada Kiki “Kita lempar, yuk!” “jangan, nanti
berisik, bisa ketahuan. Lebih baik kita panjat!” sahut Kiki. Akbar lalu
menyerahkan tas sekolahnya ke Kiki.
Akbar menyelinap masuk
ke halaman rumah Ibu Tutik. Dengan lincah akbar memanjat pohon mangga itu, tak
peduli dengan iringan semut yang merayap di batang pohon. Akbar meraih buah
yang terjangkau, memetiknya dan melemparkan pada Kiki yang siap menerimanya.
Baru sempat memetik
beberapa buah, Akbar akhirnya tak tahan dengan gigitan semut yang mengerubutinya.
Tangannya sibuk membersihkan semut yang menggigit sekujur tubuhnya. Akibatnya,
Akbar menjadi kurang hati-hati. Kakinya menginjak dahan yang rapuh. Dahan pun
patah. Krek! Krosak! Gedebug! Akbar jatuh.
Untung Akbar jatuh dari
dahan yang tak terlalu tinggi. Kaki kiri Akbar terasa sakit sehingga Akbar
tidak bisa berjalan. Dan Kiki hanya kebingungan melihat kejadian yang tidak
disangka itu.
“Siapa di luar?!”
teriak Ibu Tutik yang mendengar suara berisik tadi. Mendengar suara Ibu Tutik,
Kiki langsung lari tunggang-langgang. Dan Akbar hanya terduduk lemas karena
ketakutan saat Ibu Tutik menghampirinya.
Ibu Tutik langsung
menolongnya seperti yang dilakukannya kepada Faisal waktu itu. Dan memberi
pertanyaan yang sama. Akbar pun menjawab pertanyaan-pertanyaan Ibu Tutik dengan
jujur. Kemudian Ibu Tutik menasihati Akbar agar tidak mengulangi perbuatannya.
Ia juga berpesan agar meminta izin dulu sebelum mengambil buah-buahannya.
“Ibu pasti akan memberi
buah-buahan itu pada kalian. Ibu kan, tak mungkin menghabiskan buah-buahan itu
sendirian!” ujar Ibu Tutik. Karena Akbar belum bisa berjalan dengan baik, Ibu
Tutik memanggil tetangganya untuk mengantar Akbar pulang. Akbar malu
sekali,ternyata perkataan Faisal itu benar.
Keesokan harinya waktu
di sekolah Akbar menemui Faisal. “Benar katamu Sal ternyata Ibu Tutik sangat
baik hati!” ujar Akbar. “Bagaimana kalau nanti sepulang sekolah kita ke rumah
Ibu Tutik?” kata Faisal. “Ayo!” kata Akbar dengan semangat. “Kring!!!” Bel
tanda pulang sekolah sudah berbunyi. Faisal dan Akbar langsung berlari menuju
rumah Ibu Tutik.
0 komentar:
Posting Komentar